marque

welcome to my blog, MY NAME IS YULI RAHMAWATI, THANK YOU FOR WELCOME. SEE YOU

Minggu, 02 Februari 2014

PENGARUH OKSIGEN TERHADAP PROSES FERMENTASI TAPE KETAN HITAM

Tujuan :
Menentukan pengaruh oksigen terhadap proses fermentasi tape ketan hitam.
Dasar teori :
  Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan juga, Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan.
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Proses pembuatan tape ketan melibatkan peran mikroba dalam bentuk ragi. Ragi adalah suatu inokulum padat yang mengandung berbagai jenis kapang, khamir, dan bakteri yang berfungsi sebagai starter dalam fermentasi tape. Ragi juga dapat diartikan sebagai zat pembentuk kalor atau panas yang terjadi pada pembuatan tape, karena diolah dari bahan-bahan yang mengandung panas atau setidak-tidaknya dapat menimbulkan panas pada tubuh makhluk hidup.
Ketan yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alkohol dan air. Dengan adanya alkohol, tape ketan bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum, dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH5-6) dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi pada ketan, beras dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh karena itu, beras ketan harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis. Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, dan oleh ragi gula dirubah menjadi alkohol, sehingga ketan menjadi berair dan manis serta menimbulkan bau alkohol. Proses fermentasi yang terjadi pada tapai tersebut adalah :
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae yang memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida. Selain itu terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera yang turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana (glukosa).
Menurut Buckle (1988), fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada dalam bahan pangan itu sendiri. Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek pengawetan tetapi juga menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma bahan pangan yang membuat produk fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi .
Menurut Anshori (1989), proses fermentasi alkohol hanya dapat terjadi apabila terdapat sel-sel khamir. Fermentasi adalah aktivitas metabolisme mikroorganisme aerobik dan substrat organikyang cukup tinggi. Fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan alkohol dan karbondioksida pada tape.
Ragi untuk tape merupakan populasi campuran genus dimana terdapat spesies-spesies genus Aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenula. Genus tersebut hidup bersama secara sinergetik. Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya (Dwijoseputro, 1990).
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol, dimana produk utama dari metabolisme adalah etanol. Pada tumbuhan dan banyak fungi pada kondisi anaerob terjadi penimbunan alkohol (etanol). Produsen utama alkohol adalah ragi dari strain Saccharomyces cerevisiae yang merupakan organisme yang bernafas secara aerob. Dalam lingkungan terisolasi dari udara, organisme ini meragikan karbohidrat menjadi etanol dan karbondioksida. Peragian glukosa oleh ragi merupakan peristiwa anaerob, Dengan mengalirkan udara maka peragian dapat dihambat sempurna dan memasukkan banyak udara.
Kaunggulan tape yaitu Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya.
Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap.
Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengkonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12
              Bila tersedia O2 dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir dipacu. Bila produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat terbatas.
              Pada fermentasi tape yang ditutup rapat, hasilnya tape matang tepat waktu dan harum, manis karena produsen utama alkohol adalah Saccharomyces cerevisiae bernafas secara aerob. Dalam lingkungan terisolasi dari udara, organisme ini meragikan karbohidrat menjadi etanol dan karbondioksida.
              Jika tersedia O2 dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir yang dipacu sehingga tidak terjadi proses fermentasi. Selain itu pada keadaan terbuka, bakteri acetobacter bisa mengkontaminasi sehingga rasa tape menjadi asam.
              Tape mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis dan sedikit mengandung alkohol. Selama fermentasi, tape mengalami perubahan-perubahan biokimia akibat aktivitas mikroorganisme. Pada dasarnya semua bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape. Berdasarkan bahan bakunya, dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan, tape singkong, tape beras, tape sorgum,tape pisang, tape ubi jalar dan tape sukun, akan tetapi dewasa ini yang paling populer adalah tape singkong dan tape ketan (Buckle , 1988)
Sebelum fermentasi, beras ketan masih berbentuk seperti beras pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi beras ketan tersebut mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang mengandung alcohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut disebabkan karena pada beras ketan diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alcohol dan menghasilkan air. Namun, jika tape diletakkan didalam kulkas akan meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak dapet bekerja pada suhu rendah dan pada suhu terlalu tinggi. Kegagalan dalam pembuatan tape dapat dipengaruhi beberapa factor, yaitu kurang sterilnya tempat pembuatan, pembuat terlalu banyak bicara, pembuat tidak boleh dalam keadaan haid, terlalu banyak memberi ragi, jenis ragi kurang tepat, enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam ketan hitam sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga ketan hitam akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada ketan hitam menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis
              Supaya tidak terlalu keras.Pemberian ragi di lakukan pada keadaan ketan dingin.Supaya kerja ragi berjalan optimal, sebab jika di berikan pada saat ketan masih panas, akan mempengaruhi rasa tape tersebut.
Proses cara pembuatan tape ketan hitam adalah merupakan suatu proses fermentasi tape ketan oleh jamur Saccharomyces Cerivisiae yang mengubah karbohidrat fruktosa dan glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida. Selain itu juga terdapat jamur mikroorganisme yang mengubah pati menjadi glukosa yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana (glukosa). Manfaat tape ketan hitam yaitu bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena mengandung bakteri asam laktat. Makanan tersebut bermanfaat untuk imunitas tubuh, menurunkan kolesterol dan menekan sel-sel kanker. Agar bakteri asam laktat tetap berada pada tape ketan maka harus disimpan dalam suhu yang dingin.
Dalam pembuatan tape ketan digunakan ragi tape atau yang sering disebut sebagai“ragi” adalah starter untuk membuat  tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang  dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang  selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol.
Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja, adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Sedangkan bioetanol adalah etanol (alkohol yang paling dikenal masyarakat) yang dibuat dengan fermentasi yang membutuhkan faktor biologis untuk prosesnya.
Pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1.       Konsentrasi Garam
Konsentrasi garam yang dianjurkan adalah 5-15% (20-600S). Garam berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jenis-jenis mikroorganisme pembusuk yang tidak diinginkan selama proses fermentasi berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi adalah untuk mengatur Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan mikroorganisme). Mikroorganisme yang diinginkan untuk tumbuh adalah jenis-jenis bakteri penghasil asam. Selain mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar cairan sel jaringan yang mengandung sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut merupakan nutrien untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan berubah karena cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar sel, karena itu secara periodik harus diadakan penyesuaian kadar garam.
2.      Suhu
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan yang akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 300C untuk pertumbuhan mikroorganisme. Bila suhu kurang dari 300C pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam akan lambat sehingga dapat terjadi pertumbuhan produk.
3.       Oksigen
Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung.

III. ALAT DAN BAHAN
1. baskom2. panci/dandang
3.beras ketan hitam
4.pengaduk
5.kain untuk penutup wadah
6. wadah
7. ragi 2 butir
8.kompor
9. akuades/air
10. alat masak
11.tas plastik
 VI. cara kerja
1.Cuci beras ketan hingga bersih kemudian rendam selama 1 jam. Lalu tiriskan.
2. kukus ketan hingga matang lalu dinginkan
3. haluskan ragi, taburi ketan dengan ragi
4.setelah merata  masukkan ketan kedalam 2 wadah. Wadah A tidak dibungkus dengan kain dan diletakkan di tempat terbuka dan wadah B disimpan ditempat tertutup dan dibungkus kain.
Perbandingan wadah A dan B
Wadah (tape)
Massa (gr)
A
0,25
B
0,25
 5. Simpan dan amati perubahan yang terjadi
6. Setelah 2-3 hari, amatilah aroma, rasa, tekstur, banyak tidaknya kandungan air di masing- masing wadah
7. Catatlah hasil pengamatanmu dalam bentuk table. Table hasil pengamatan sebagai berikut

Wadah (tape)
Aroma
Rasa
Tekstur
Kandungan Air
Tingkat Reaksi
Kematangan
Sebelum Terjadinnya Proses Fermentasi
A






B





Sesudah Terjadinya Proses Fermentasi
A






B






Catatan :
Isilah pada kolom tingkat reaksi dengan :
-                       :           Tidak terjadi reaksi
+                      :           Terjadi Reaksi sangat lambat
++                    :           Terjadi Reaksi
 V. hasil pengamatan
Wadah (tape)
Aroma
Rasa
Tekstur
Kandungan Air
Tingkat Reaksi
Kematangan
Sebelum Terjadinnya Proses Fermentasi
A
-
-
Keras
-
-
-
B
-
-
Keras
-
-
-
Sesudah Terjadinya Proses Fermentasi
A
Tidak menyengat dan sedikit berbau alkohol
Kurang manis
Agak keras
sedikit
+
Hampir (agak) matang
B
Menyengat dan lebih berbau alkohol
manis
lembek
banyak
++
matang











IV.  pembahasan
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahawa :
  Wadah A, Terjadi Reaksi namun Sangat lambat hal ini dapat dilihat dari tape yang bagian bawah mengalami peristiwa fermentasi dan pada bagian atas tape belum mengalami peristiwa fermentasi. Hal ini karena pada bagian atas yang terkena oksigen langsung, bakterinya tidak tahan sehingga bekteri yang memfermentasikan bagian atas tape hanya sedikit atau bahkan tidak ada karena bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen. Sedangkan pada bagian bawah tape hanya terkena sedikit oksigen sehingga bakteri yang memfermentasikan tape lebih banyak daripada bakteri yang memfermentasikan bagian atas tape. Hal ini yang menimbulkan dalam waktu 2- 3 hari tape A hampir matang atau belum matang sempurna. Selain itu, aroma tape A tidak sekuat aroma alcohol pada tape B , karena proses fermentasi yang tidak maksimal, dan tekstur serta rasa tape A keras dan kurang manis bercita rasa alcohol, memiliki kadar air yang sedikit disbanding rasa tape B

  Wadah B, terjadi rekasi labih cepat dan merata karena dibungkus dengan kain dan tertutup rapat sehingga proses fermentasi terjadi maksimal dan tidak terkena oksigen secara langsung. Hal ini dapat dilihat dari aroma tape yang sangat kuat, serta lebih beraroma alcohol, rasa manis bercita rasa alcohol, tekstur lembek dan berair serta memiliki kandungan air yang banyak

  Dari data diatas kita dapat mengetahui ternyata oksigen sangat berpengaruh terhadap proses fermentasi ketan hitam menjadi tape ketan hitam. Hal ini dapat dilihat bahwa tepe A (tape yang dibirkan terbuka) mengalami peristiwa fermentasi yang tidak sempurna sedangkan tape B (tape yang dibungkus kain) mengalami peristiwa fermentasi sempurna. Hal ini mengakibatkan hasil dari kedua tape sangat berbeda. Tape B lebih bercirikan tepe yaitu beraroma, berasa,dan bertekstur  khas tape, sedangkan tape A beraroma, berasa, dan bertekstur seperti tape yang tidak jadi. selain itu kadar air tape A lebih sedikit dibandingkan kadar air tape B. Hal ini menunjukkan jika pada proses pembuatan tape, tape dibiarkan di tempat terbuka dan tidak dibungkus dengan kain maka fermentasi yang terjadi akan sangat lambat karena bakteri yang berfungsi untuk memfermentasikan ketan hitam bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen, sehingga untuk tape yang dibiarkan terbuka terfermentasi tapi sangat lambat.jadi, tape yang ditutup akan matang sempurna dalam waktu 2-3 hari sedangkan tape yang dibiarkan terbuka hampir matang dalam waktu 2-3 hari

  Oksigen sangat mempengaruhi ada tidaknya bakteri yang membantu proses fermantasi katan hitam manjadi tape ketan hitam. Semakin banyak kadar oksigen yang berada disekitar tape maka bakteri yang bekerja semakin sedikit sehingga proses fermentasi yang terjadi semakin lambat dan belum sempurna, sedangkan jika semakin sedikit kadar oksigen yang berada disekitar tape maka bakteri yang bekerja semakin banyak sehingga proses fermentasi yang terjadi semakin cepat dan sempurna

Kesimpulan :
  
Dari percobaan yang telah kami lakukan yaitu ingin mengetahui perngaruh oksigen terhadap proses fermentasi tape ketan hitam. Ternyata oksigen sangat berpengaruh terhadap bakteri yang melakukan fermentasi terhadap tape ketan hitam salah satunya adalah Saccharomyces cerevisiae. Bakteri ini adalah salah satu bakteri yang berperan membantu proses fermentasi pada tape ketan hitam dan bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen. Jika pada proses fermentasi tape terkena banyak oksigen maka hal itu akan memperlambat proses fermentasi pada tape, sedangkan jika pada proses fermentasi tape tidak terkena oksigen maka proses fermentasi akan berlangsung maksimal. Sebelum fermentasi, beras ketan masih berbentuk seperti beras pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi beras ketan tersebut mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang mengandung alcohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut disebabkan karena pada beras ketan diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alcohol dan menghasilkan air.
Sebelum dikukus ketan direndam 12 jam untuk menambah massa ketan supaya tidak terlalu keras. Oleh karena itu, pada saat sesudah fermentasi, ketan menjadi lunak. Ketan tidak boleh terkena air jika sudah diberi ragi karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses fermentasi tidak berjalan sempurna. Ketan juga harus diletakkan/ disimpan didalam tempat yang kedap udara. Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi juga akan gagal. Maka dari itu , ketan yang dibiarkan terbuka tidak menghasilkan hasil yang maksimal/gagal.
Ketan yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alcohol dan air. Dengan adanya alcohol, tape ketan bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi, maka dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh karena itu, beras ketan harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras. Jadi, oksigen sangat memperngaruhi terjadi atau tidaknya proses fermentasi pada tape ketan hitam. Selain oksigen terdapat suhu, ph(kelembaban),banyak atau sedikitnya ragi yang mempengaruhi terjadinya proses fermentasi yang maksimal terutama pada tape ketan hitam. Jadi, semakin banyak oksigen yang terlibat pada proses fermentasi maka proses fermentasi tidak akan maksimal atau gagal. Namun, jika kadar oksigen yang terlibat pada proses fermentasi sedikit maka proses fermentasi akan maksimal atau berhasil.
Lampiran
Pertanyaan dan Jawaban
pertanyaan :

Jelaskan pengaruh oksigen pada percobaan tersebut

Pada wadah manakah terjadi proses fermentasi yang tidak maksimal

Pada wadah manakah terjadi proses fermentasi yang sempurna

Jelaskan hasil pengamatanmu dan buatlah kesimpulan


jawaban :

1. Oksigen sangat berpengaruh terhadap  proses fermentasi karena semakin banyak oksigen yang terlibat pada proses fermentasi maka proses fermentasi tidak akan maksimal atau gagal. Namun, jika kadar oksigen yang terlibat pada proses fermentasi sedikit maka proses fermentasi akan maksimal atau berhasil. Hal ini karena pada bagian yang terkena oksigen langsung, bakterinya tidak tahan sehingga bekteri yang memfermentasikan bagian tape tersebut hanya sedikit atau bahkan tidak ada karena bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen. Sehingga proses fermentasi tidak berlangsung maksimal

2. Pada wadah A, yaitu wadah yang berisi tape ketan hitam yang dibiarkan terbuka sehingga terkena oksigen secara langsung. Hal ini karena pada bagian yang terkena oksigen langsung, bakterinya tidak tahan sehingga bekteri yang memfermentasikan bagian tape tersebut hanya sedikit atau bahkan tidak ada karena bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen. Sehingga proses fermentasi tidak berlangsung maksimal
3. Pada wadah B, terjadi rekasi yang maksimal (sempurna), pada wadah ini proses fermantasi berlangsung lebih cepat dan merata karena dibungkus dengan kain dan tertutup rapat serta tidak terkena oksigen secara langsung sehingga bakteri bisa maksimal membantu proses fermentasi tape ketan hitam dan proses fermentasi berlangsung maksimal (sempurna)

4. Pada wadah A terjadi reaksi fermentasi yang tidak maksimal
Pada wadah B terjadi reaksi fermentasi yang maksimal
p
Jadi, pada tape A yang dibiarkan terkena oksigen tidak terjadi proses fermentasi yang maksimal sedangkan pada tape B yang dibungkus kain dan tertutup rapat terjadi proses fermentasi yang sempurna. Hal ini karena, semakin banyak oksigen yang terlibat pada proses fermentasi maka proses fermentasi tidak akan maksimal atau gagal. Namun, jika kadar oksigen yang terlibat pada proses fermentasi sedikit maka proses fermentasi akan maksimal atau berhasil.
semoga bermanfaat.