PENGARUH
OKSIGEN TERHADAP PROSES FERMENTASI TAPE KETAN HITAM
Tujuan :
Menentukan
pengaruh oksigen terhadap proses fermentasi tape ketan hitam.
Dasar teori :
Bioteknologi berasal dari kata latin
yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos (ilmu).
Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah
dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa
diartikan juga, Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan
rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia.
Bioteknologi adalah pemanfaatan
mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh
manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional
(tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanya
menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi
modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam
proses pengkloningan, kultur jaringan.
Pengolahan makanan dengan cara
fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan yang cukup tua. Secara tradisional
banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan
produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.
Tape merupakan makanan tradisional
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape
ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri
saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
Tape
merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi
tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamir
Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii,
Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape.
Mikroorganisme
dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan
memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana
(disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi
(saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana
tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape.
Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya.
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Proses
pembuatan tape ketan melibatkan peran mikroba dalam bentuk ragi. Ragi adalah
suatu inokulum padat yang mengandung berbagai jenis kapang, khamir, dan bakteri
yang berfungsi sebagai starter dalam fermentasi tape. Ragi juga dapat diartikan
sebagai zat pembentuk kalor atau panas yang terjadi pada pembuatan tape, karena
diolah dari bahan-bahan yang mengandung panas atau setidak-tidaknya dapat
menimbulkan panas pada tubuh makhluk hidup.
Ketan
yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alkohol dan air. Dengan
adanya alkohol, tape ketan bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan
amilosa, amilum, dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH5-6) dan suhu
yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi pada ketan, beras dibutuhkan kadar
air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh karena itu, beras ketan harus
dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah beras ketan.
Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa
tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk
tidak manis. Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, dan
oleh ragi gula dirubah menjadi alkohol, sehingga ketan menjadi berair dan manis
serta menimbulkan bau alkohol. Proses fermentasi yang terjadi pada
tapai tersebut adalah :
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang
dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerivisiae yang memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat (fruktosa
dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida. Selain itu terlibat pula mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor
chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera yang turut membantu dalam mengubah pati menjadi gula sederhana
(glukosa).
Menurut
Buckle (1988), fermentasi adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang
disebabkan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada
dalam bahan pangan itu sendiri. Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek
pengawetan tetapi juga menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma bahan
pangan yang membuat produk fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi
.
Menurut
Anshori (1989), proses fermentasi alkohol hanya dapat terjadi apabila terdapat
sel-sel khamir. Fermentasi adalah aktivitas metabolisme mikroorganisme aerobik
dan substrat organikyang cukup tinggi. Fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces
cerevisiae dapat menghasilkan alkohol dan karbondioksida pada tape.
Ragi untuk tape merupakan populasi
campuran genus dimana terdapat spesies-spesies genus Aspergillus, Saccharomyces,
Candida, Hansenula. Genus tersebut hidup bersama secara
sinergetik. Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces,
Candida dan Hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan
bermacam-macam zat organik lainnya (Dwijoseputro, 1990).
Khamir sejak dulu berperan dalam
fermentasi yang bersifat alkohol, dimana produk utama dari metabolisme adalah
etanol. Pada tumbuhan dan banyak fungi pada kondisi anaerob terjadi penimbunan
alkohol (etanol). Produsen utama alkohol adalah ragi dari strain Saccharomyces
cerevisiae yang merupakan organisme yang bernafas secara aerob. Dalam
lingkungan terisolasi dari udara, organisme ini meragikan karbohidrat menjadi
etanol dan karbondioksida. Peragian glukosa oleh ragi merupakan peristiwa
anaerob, Dengan mengalirkan udara maka peragian dapat dihambat sempurna dan
memasukkan banyak udara.
Kaunggulan
tape yaitu Fermentasi tapai
dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh
sistem saraf, sel
otot, dan sistem
pencernaan agar dapat
berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan
sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai ketan diketahui
mengandung bakteri
asam laktat sebanyak ± satu
juta per mililiter atau gramnya.
Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek
menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah
bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain dari
tapai adalah kemampuannya tapai mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus
flavus. Toksik ini banyak
kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap.
Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat
mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengkonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama,
penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai
dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme dalam fermentasinya
mampu menghasilkan vitamin B12
Bila
tersedia O2 dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir dipacu. Bila
produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat
terbatas.
Pada
fermentasi tape yang ditutup rapat, hasilnya tape matang tepat waktu dan harum,
manis karena produsen utama alkohol adalah Saccharomyces cerevisiae
bernafas secara aerob. Dalam lingkungan terisolasi dari udara, organisme ini
meragikan karbohidrat menjadi etanol dan karbondioksida.
Jika tersedia O2 dalam jumlah besar, maka
produksi sel-sel khamir yang dipacu sehingga tidak terjadi proses fermentasi.
Selain itu pada keadaan terbuka, bakteri acetobacter bisa mengkontaminasi sehingga
rasa tape menjadi asam.
Tape
mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis dan sedikit mengandung
alkohol. Selama fermentasi, tape mengalami perubahan-perubahan biokimia akibat
aktivitas mikroorganisme. Pada dasarnya semua bahan pangan yang kaya akan
karbohidrat dapat diolah menjadi tape. Berdasarkan bahan bakunya, dikenal
berbagai jenis tape yaitu tape ketan, tape singkong, tape beras, tape
sorgum,tape pisang, tape ubi jalar dan tape sukun, akan tetapi dewasa ini yang
paling populer adalah tape singkong dan tape ketan (Buckle , 1988)
Sebelum fermentasi, beras ketan
masih berbentuk seperti beras pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi
beras ketan tersebut mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang
mengandung alcohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut
disebabkan karena pada beras ketan diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme
yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alcohol dan menghasilkan air. Namun,
jika tape diletakkan didalam kulkas akan meghambat kerja bakteri karena bakteri
tidak dapet bekerja pada suhu rendah dan pada suhu terlalu tinggi. Kegagalan
dalam pembuatan tape dapat dipengaruhi beberapa factor, yaitu kurang sterilnya
tempat pembuatan, pembuat terlalu banyak bicara, pembuat tidak boleh dalam
keadaan haid, terlalu banyak memberi ragi, jenis ragi kurang tepat, enzim
pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang
mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
Pada
proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam ketan
hitam sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga ketan hitam akan menjadi
lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.Dalam pembuatan
tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah
karbohidrat pada ketan hitam menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena
itu, tape terasa manis
Supaya
tidak terlalu keras.Pemberian ragi di lakukan pada keadaan ketan dingin.Supaya
kerja ragi berjalan optimal, sebab jika di berikan pada saat ketan masih panas,
akan mempengaruhi rasa tape tersebut.
Proses cara pembuatan tape ketan
hitam adalah merupakan suatu proses fermentasi tape ketan oleh jamur
Saccharomyces Cerivisiae yang mengubah karbohidrat fruktosa dan glukosa menjadi
alkohol dan karbondioksida. Selain itu juga terdapat jamur mikroorganisme yang
mengubah pati menjadi glukosa yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis
fibuligera Kedua mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi
gula sederhana (glukosa). Manfaat tape ketan hitam yaitu bermanfaat bagi
kesehatan tubuh karena mengandung bakteri asam laktat. Makanan tersebut
bermanfaat untuk imunitas tubuh, menurunkan kolesterol dan menekan sel-sel
kanker. Agar bakteri asam laktat tetap berada pada tape ketan maka harus
disimpan dalam suhu yang dingin.
Dalam pembuatan tape ketan digunakan ragi
tape atau yang sering disebut sebagai“ragi” adalah starter untuk membuat
tape ketan atau tape singkong. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme
yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa)
yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol.
Etanol disebut juga etil-alkohol atau alkohol
saja, adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Sedangkan bioetanol
adalah etanol (alkohol yang paling dikenal masyarakat) yang dibuat dengan
fermentasi yang membutuhkan faktor biologis untuk prosesnya.
Pertumbuhan
mikroorganisme selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Konsentrasi Garam
Konsentrasi
garam yang dianjurkan adalah 5-15% (20-600S). Garam berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan jenis-jenis mikroorganisme pembusuk yang tidak diinginkan selama
proses fermentasi berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi
adalah untuk mengatur Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan mikroorganisme).
Mikroorganisme yang diinginkan untuk tumbuh adalah jenis-jenis bakteri
penghasil asam. Selain mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar
cairan sel jaringan yang mengandung sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut
merupakan nutrien untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam selama
fermentasi akan berubah karena cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar
sel, karena itu secara periodik harus diadakan penyesuaian kadar garam.
2. Suhu
Suhu
selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan yang
akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 300C untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Bila suhu kurang dari 300C pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam akan
lambat sehingga dapat terjadi pertumbuhan produk.
3. Oksigen
Ketersediaaan
oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan dengan sifat
mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti
biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil
asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung.
III. ALAT DAN BAHAN
3.beras ketan hitam
4.pengaduk
5.kain untuk penutup wadah
6. wadah
7. ragi 2 butir
8.kompor
9. akuades/air
10. alat masak
11.tas plastik
1.Cuci
beras ketan hingga bersih kemudian rendam selama 1 jam. Lalu tiriskan.
2. kukus ketan hingga matang lalu dinginkan
3. haluskan ragi, taburi ketan dengan ragi
4.setelah merata masukkan
ketan kedalam 2 wadah. Wadah A tidak dibungkus dengan kain dan diletakkan di
tempat terbuka dan wadah B disimpan ditempat tertutup dan dibungkus kain.
Perbandingan wadah A dan B
Wadah (tape)
|
Massa
(gr)
|
A
|
0,25
|
B
|
0,25
|
6. Setelah 2-3 hari, amatilah aroma, rasa, tekstur,
banyak tidaknya kandungan air di masing- masing wadah
7. Catatlah hasil pengamatanmu dalam bentuk table.
Table hasil pengamatan sebagai berikut
Wadah (tape)
|
Aroma
|
Rasa
|
Tekstur
|
Kandungan Air
|
Tingkat Reaksi
|
Kematangan
|
Sebelum
Terjadinnya Proses Fermentasi
|
||||||
A
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
Sesudah
Terjadinya Proses Fermentasi
|
||||||
A
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
Catatan :
Isilah pada kolom tingkat reaksi
dengan :
- : Tidak terjadi reaksi
+ : Terjadi Reaksi sangat lambat
++ : Terjadi Reaksi
Wadah (tape)
|
Aroma
|
Rasa
|
Tekstur
|
Kandungan Air
|
Tingkat Reaksi
|
Kematangan
|
Sebelum
Terjadinnya Proses Fermentasi
|
||||||
A
|
-
|
-
|
Keras
|
-
|
-
|
-
|
B
|
-
|
-
|
Keras
|
-
|
-
|
-
|
Sesudah
Terjadinya Proses Fermentasi
|
||||||
A
|
Tidak menyengat dan sedikit berbau alkohol
|
Kurang manis
|
Agak keras
|
sedikit
|
+
|
Hampir
(agak) matang
|
B
|
Menyengat dan lebih berbau alkohol
|
manis
|
lembek
|
banyak
|
++
|
matang
|
Dari data di
atas, dapat disimpulkan bahawa :
Wadah A, Terjadi Reaksi namun Sangat lambat hal
ini dapat dilihat dari tape yang bagian bawah mengalami peristiwa fermentasi
dan pada bagian atas tape belum mengalami peristiwa fermentasi. Hal ini karena
pada bagian atas yang terkena oksigen langsung, bakterinya tidak tahan sehingga
bekteri yang memfermentasikan bagian atas tape hanya sedikit atau bahkan tidak
ada karena bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen. Sedangkan pada
bagian bawah tape hanya terkena sedikit oksigen sehingga bakteri yang
memfermentasikan tape lebih banyak daripada bakteri yang memfermentasikan
bagian atas tape. Hal ini yang menimbulkan dalam waktu 2- 3 hari tape A hampir
matang atau belum matang sempurna. Selain itu, aroma tape A tidak sekuat aroma
alcohol pada tape B , karena proses fermentasi yang tidak maksimal, dan tekstur
serta rasa tape A keras dan kurang manis bercita rasa alcohol, memiliki kadar
air yang sedikit disbanding rasa tape B
Wadah B, terjadi rekasi labih cepat dan merata
karena dibungkus dengan kain dan tertutup rapat sehingga proses fermentasi
terjadi maksimal dan tidak terkena oksigen secara langsung. Hal ini dapat
dilihat dari aroma tape yang sangat kuat, serta lebih beraroma alcohol, rasa
manis bercita rasa alcohol, tekstur lembek dan berair serta memiliki kandungan
air yang banyak
Dari data diatas kita dapat mengetahui ternyata
oksigen sangat berpengaruh terhadap proses fermentasi ketan hitam menjadi tape
ketan hitam. Hal ini dapat dilihat bahwa tepe A (tape yang dibirkan terbuka)
mengalami peristiwa fermentasi yang tidak sempurna sedangkan tape B (tape yang
dibungkus kain) mengalami peristiwa fermentasi sempurna. Hal ini mengakibatkan
hasil dari kedua tape sangat berbeda. Tape B lebih bercirikan tepe yaitu
beraroma, berasa,dan bertekstur khas
tape, sedangkan tape A beraroma, berasa, dan bertekstur seperti tape yang tidak
jadi. selain itu kadar air tape A lebih sedikit dibandingkan kadar air tape B.
Hal ini menunjukkan jika pada proses pembuatan tape, tape dibiarkan di tempat
terbuka dan tidak dibungkus dengan kain maka fermentasi yang terjadi akan
sangat lambat karena bakteri yang berfungsi untuk memfermentasikan ketan hitam
bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen, sehingga untuk tape yang
dibiarkan terbuka terfermentasi tapi sangat lambat.jadi, tape yang ditutup akan
matang sempurna dalam waktu 2-3 hari sedangkan tape yang dibiarkan terbuka
hampir matang dalam waktu 2-3 hari
Oksigen sangat mempengaruhi ada tidaknya bakteri
yang membantu proses fermantasi katan hitam manjadi tape ketan hitam. Semakin
banyak kadar oksigen yang berada disekitar tape maka bakteri yang bekerja
semakin sedikit sehingga proses fermentasi yang terjadi semakin lambat dan
belum sempurna, sedangkan jika semakin sedikit kadar oksigen yang berada disekitar
tape maka bakteri yang bekerja semakin banyak sehingga proses fermentasi yang
terjadi semakin cepat dan sempurna
Kesimpulan :
Dari
percobaan yang telah kami lakukan yaitu ingin mengetahui perngaruh oksigen
terhadap proses fermentasi tape ketan hitam. Ternyata oksigen sangat
berpengaruh terhadap bakteri yang melakukan fermentasi terhadap tape ketan
hitam salah satunya adalah Saccharomyces cerevisiae. Bakteri ini adalah salah satu bakteri yang
berperan membantu proses fermentasi pada tape ketan hitam dan bersifat anaerob
yaitu tidak tahan terhadap oksigen. Jika pada proses fermentasi tape terkena
banyak oksigen maka hal itu akan memperlambat proses fermentasi pada tape,
sedangkan jika pada proses fermentasi tape tidak terkena oksigen maka proses
fermentasi akan berlangsung maksimal. Sebelum fermentasi, beras ketan masih berbentuk seperti
beras pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi beras ketan tersebut
mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang mengandung alcohol serta
menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut disebabkan karena pada beras
ketan diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme yang berfungsi mengubah
glukosa menjadi alcohol dan menghasilkan air.
Sebelum dikukus ketan direndam 12
jam untuk menambah massa ketan supaya tidak terlalu keras. Oleh karena itu,
pada saat sesudah fermentasi, ketan menjadi lunak. Ketan tidak boleh terkena
air jika sudah diberi ragi karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses
fermentasi tidak berjalan sempurna. Ketan juga harus diletakkan/ disimpan
didalam tempat yang kedap udara. Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi
juga akan gagal. Maka dari itu , ketan yang dibiarkan terbuka tidak
menghasilkan hasil yang maksimal/gagal.
Ketan yang merupakan karbohidrat
diubah oleh ragi menjadi alcohol dan air. Dengan adanya alcohol, tape ketan
bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat
kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena
fermentasi, maka dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup.
Oleh karena itu, beras ketan harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan
disesuaikan dengan jumlah beras ketan. Bila terlalu banyak akan mempercepat
proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu
sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras.
Jadi, oksigen sangat memperngaruhi terjadi atau tidaknya proses fermentasi pada
tape ketan hitam. Selain oksigen terdapat suhu, ph(kelembaban),banyak atau
sedikitnya ragi yang mempengaruhi terjadinya proses fermentasi yang maksimal
terutama pada tape ketan hitam. Jadi, semakin banyak oksigen yang terlibat pada
proses fermentasi maka proses fermentasi tidak akan maksimal atau gagal. Namun,
jika kadar oksigen yang terlibat pada proses fermentasi sedikit maka proses
fermentasi akan maksimal atau berhasil.
Lampiran
Pertanyaan dan Jawaban
pertanyaan : | |
Jelaskan pengaruh oksigen pada percobaan
tersebut | |
Pada wadah manakah terjadi proses fermentasi
yang tidak maksimal | |
Pada wadah manakah terjadi proses fermentasi
yang sempurna Jelaskan hasil pengamatanmu dan buatlah kesimpulan jawaban : | |
1. Oksigen
sangat berpengaruh terhadap proses
fermentasi karena semakin banyak oksigen yang terlibat pada proses fermentasi
maka proses fermentasi tidak akan maksimal atau gagal. Namun, jika kadar
oksigen yang terlibat pada proses fermentasi sedikit maka proses fermentasi
akan maksimal atau berhasil. Hal ini karena pada bagian yang terkena oksigen
langsung, bakterinya tidak tahan sehingga bekteri yang memfermentasikan bagian
tape tersebut hanya sedikit atau bahkan tidak ada karena bersifat anaerob yaitu
tidak tahan terhadap oksigen. Sehingga proses fermentasi tidak berlangsung
maksimal 2. Pada wadah A, yaitu wadah yang berisi tape ketan hitam yang dibiarkan terbuka sehingga terkena oksigen secara langsung. Hal ini karena pada bagian yang terkena oksigen langsung, bakterinya tidak tahan sehingga bekteri yang memfermentasikan bagian tape tersebut hanya sedikit atau bahkan tidak ada karena bersifat anaerob yaitu tidak tahan terhadap oksigen. Sehingga proses fermentasi tidak berlangsung maksimal | |
3. Pada wadah B, terjadi rekasi yang maksimal
(sempurna), pada wadah ini proses fermantasi berlangsung lebih cepat dan merata
karena dibungkus dengan kain dan tertutup rapat serta tidak terkena oksigen
secara langsung sehingga bakteri bisa maksimal membantu proses fermentasi tape
ketan hitam dan proses fermentasi berlangsung maksimal (sempurna) 4. Pada wadah A terjadi reaksi fermentasi yang tidak maksimal Pada wadah B terjadi reaksi fermentasi yang maksimal | |
p
Jadi, pada tape A yang dibiarkan terkena
oksigen tidak terjadi proses fermentasi yang maksimal sedangkan pada tape B
yang dibungkus kain dan tertutup rapat terjadi proses fermentasi yang sempurna.
Hal ini karena, semakin
banyak oksigen yang terlibat pada proses fermentasi maka proses fermentasi
tidak akan maksimal atau gagal. Namun, jika kadar oksigen yang terlibat pada
proses fermentasi sedikit maka proses fermentasi akan maksimal atau berhasil.
semoga bermanfaat.
makasih infonya gan
BalasHapuscara membuat tape ketan
makasi atas infonya :)
BalasHapus================================================
BalasHapusAlamat Alternatif CBO855
CBO855
178.128.118.38
Situs Poker Online Uang Asli
Situs Judi Online Uang Asli
Link Alternatif Fifapoker
================================================
Segera bergabung bersama S128Cash Bandar Betting Online Terpercaya.
BalasHapusRaih kemenangan Anda bersama kami hingga menjadi seotrang JUTAWAN !!
Sudah pastinya juga S128Cash menyediakan semua permainan FAIRPLAY yang sedang Populer saat ini, seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.
Berikut PROMO BONUS Menarik dari S128Cash :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa langsung hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Judi Bola Online
Makasi banyak kak, sangat membantu^^
BalasHapus